Untuk berhasil dalam hidup dibutuhkan optimisme, ketimbang pesimisme.
Orang yang optimis melihat kesempatan di balik setiap hal, sementara
orang pesimis melihat kesulitan di balik semua hal!
Berbagai riset menunjukkan,
orang yang optimis cenderung jauh lebih sukses daripada orang yang pesimis.
Menurut penelitian Dr. Martini Seligman, Profesor dalam bidang psikologi
Universitas Pennsylavia bahwa orang bias menjadi optimis dengan cara berpikir
optimis. Tepatlah ungkapan yang mengatakan, “You are what you think!” (Anda akan menjadi apa yang menjadi apa
yang Anda pikirkan setiap saat!)
Perhatikan 10
cara mengubah pesimisme menjadi optimism dibawah ini:
Menyadari bahwa Tuhan tidak memberikan
pencobaan melebihi kekuatan kita.
Kalau kita menyadari bahwa
pencobaan (masalah) yang kita hadapi tidak pernah melebihi kekuatan kita, maka
kita tidak perlu lagi pesimis. Ingat, Tuhan sudah mengukur kekuatan kita,
seperti sebuah lift sudah diukur berapa beban maksimal yang bias ditanggunggnya!
Pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa. Jadi tidak luar biasa dan
tidak melampaui kekuatan manusia. Tuhan akan memberikan jalan keluar pada saat
yang tepat.
Carilah akar permasalahan yang membuat
Anda pesimis
Cari tahu apa akar permasalahan
Anda, sehingga membuat Anda pesimis. Penelitian menunjukkan bahwa dari 100 hal
yang kita kuartikan, ternyata hanya 10 hal yang akan terjadi (10%). Jadi cari
akar masalahnya, lalu pecahkan dengan hikmat dari Tuhan. Dengan mengetahui akar
permasalahannya, Anda bisa mencari jalan untuk memecahkannya. Di dalam Tuhan
tidak pernah ada jalan buntu! Berhentilah berbicara tentang besarnya
gunung-gunung persoalan Anda, lalu mulailah berkata-kata tentang betapa
besarnya kuasa Tuhan pada gunung gunung persoalan Anda!
Mengubah sudut pandang diri dalam
melihat masalah
Seringkali kita menjadi pesimis
karena sudut pandang kita kurang tepat. Coba ubah sudut pandang Anda lebih
sesuai dengan cara pandang Tuhan, maka Anda akan lebih optimis! Contoh dua
orang sales sepatu dikirim ke Afrika Selatan. Sales pertama melaporkan, wah sulit sekali memasarkan sepatu,
karena masyarakatnya tidak ada yang memakai sepatu. Sedangkan sales kedua
melaporkan, wah ini merupakan peluang
besar, karena masyarakatnya perlu memahami pentingnya sepatu. Perbedaan sudut
pandang ternyata menghasilkan perbedaan hasil!.
Ambil hikmah dalam setiap kejadian dan
diskusikan dengan seorang teman
Kalau kita berpikir bahwa setiap
kejadian tentu ada hikmahnya, maka kita akan lebih optimis dalam hidup ini.
Catatlah baik-baik hikmah dari setiap kejadian. Kalau salah jangan diulangi
lagi! Diskusikan hal itu dengan seorang sahabat, maka Anda akan melihat
berbagai sudut pandang baru yang akhirnya membuat persoalan Anda tidak seberat
yang Anda kira! Mintalah teman Anda memberi komentar tentang kejadian yang Anda
alami. Para psikolog menganjurkan kita minimal harus memiliki seorang teman
baik yang bisa diajak curhat, kalau jiwa kita ingin sehat!
Ingat kembali kenangan dan kesuksesan
masa lalu untuk memotivasi diri kita
Kita semua pasti pernah
mengalami kemenangan dan kesuksesan di masa lalu. Nah, saat kita mengenang
kembali saat-saat kemenangan itu, maka hal itu membangkitkan keyakinan dalam
diri kita tentang betapa hebatnya diri kita. Ingatlah, kilas balik masa-masa
jaya Anda dan mulailah untuk berusaha bangkit kembali.
Baca buku-buku dan dengarkan kaset yang
memotivasi
Saat pesimisme muncul, cobalah
untuk membaca buku-buku yang membangkitkan semangat, maka Anda akan tergugah
untuk bersikap optimis kembali! Kemudian putarlah juga kaset-kaset motivasi
yang membangkitkan optimisme, pasti Anda akan segera menjadi lebih optimistis.
Ingatlah, mendengarkan sabda Tuhan akan menguatkan keimanan kita, karena
pengajaran yang dari Tuhan selalu positif. Pikiran kita itu seperti computer,
kalau yang masuk kedalamnya positif (optimis), maka keluarnya juga positif
(optimis). Tapi kalau yang masuk ke pikiran kita hal yang negative (pesimis)
maka yang keluar juga pesimis! Jadi, hati-hatilah dengan yang Anda masukkan ke
pikiran Anda! Sebab itu akan menentukan hidup Anda!
Bergaulah dengan orang-orang yang
optimis
Kita akan menjadi seperti
teman-teman kita. Ini adalah hokum alam. Burung yang sejenis akan kumpul
bersama. Jadi kalau Anda bergaul dengan orang-orang yang optimis, maka Anda
akan ketularan optimis, demikian juga sebaliknya. John Maxwell pernah
mengajarkan hukum yang namanya “Hukum apel busuk”: sebuah apel busuk diletakkan
dalam keranjang bersama apel-apel yang segar, maka apel busuk itu akan menulari
apel lain dalam keranjang itu, sehingga akhirnya menjadi busuk!
Kembali focus pada minat Anda
Kadangkala kegagalan kecil
membuat kita pesimis dengan bidang yang kita geluti. Tapi jangan menyerah. Anda
harus tetap berjuang dan focus pada bidang yang Anda senangi. Orang yang
berhasil adalah orang yang bekerja pada bidang yang disenanginya. Kenapa
demikian? Karena kalau kita menggeluti bidang yang kita senangi, kita akan
mengerjakannya dengan senang hati dan sepenuh hati! Jadi, tetaplah optimis
dengan bidang yang Anda senangi, saatnya akan tiba di mana Anda akan memetik
hasilnya!
Olahragalah secara teratur
Ada pepatah lama, “mens sana in
corpore sano” (di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang sehat). Pepatah
ini amat tepat. Kalau tubuh kita sehat dan bugar, kita akan lebih optimis
menjalani hidup ini. Kalau sakit, bagaimana mau optimis? Olahraga bermanfaat
untuk menjaga kesehatan dan dapat membuang stres dalam kehidupan kita. Jadi,
berolahragalah secara teratur!
Beribadalah dengan sungguh-sungguh
Ada perbedaan yang sangat jelas
antara orang yang beribadah dan yang tidak. Orang yang rajin beribadah terlihat
lebih sukacita dan optimis. Mereka yakin bahwa Tuhan menyertai dan memberkati
mereka! Orang yang sering berdoa gelombang otaknya sering berada pada gelombang
alfa (pada saat masuk gelombang alfa kita merasakan kedamaian yang luar biasa).
Hasilnya kita akan merasa lebih rileks dan optimis menjalani hidup ini!
Siapkah di
antara kamu yang Karena kekuatirannya (pesimisnya) dapat menambahkan sehasta
saja pada jalan hidupnya? Tetaplah selalu bersikap optimis, dan singkirkan
sikap pesimis!
Credit: Majalah KenCan
0 Comments